BLANTERWISDOM101

Tumbak Bayuh !!! dari Dewata ke Yogyakarta

Jumat, 04 Oktober 2024

 

Pemerintah Desa Tumbak Bayuh Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Bali melakukan kunjungan lapangan ke Desa Wisata Krebet kalurahan Sendangsari. Kali ini ada hal yang lain dari biasanya. Kunjungan Pemerintah Desa Tumbak Bayuh ini dalam rangka Orientasi Lapangan untuk meningkatkan kapasitas pamong-pamong di desa Tumbak Bayuh.

Diskusi yang diadakan di Desa Wisata Krebet dihadiri juga oleh Lurah Sendangsari juga Panewu Pajangan. Dalam kunjunganya ini beberapa hal yang menjadi pembahasan adalah bagaimana di Desa Wisata Krebet dan kalurahan Sendangsari terjadi kesetaraan gender dan juga akulturasi budaya yang ada.

Sebagai contoh Desa Wisata Krebet dalam kepengurusan organisasi Pengelola Desa Wisata sangat mempertimbangkan adanya kesetaraan gender. Baik pria maupun Wanita tidak ada yang membedakan. Hal yang membedakan hanyalah kapasitas masing-masing individu, namun dengan demikian dengan adanya perbedaan individu tidak lantas menjadi sesuatu yang timpang, semua saling menutupi kekurangan masing-masing dengan tujuan kemajuan yang ada di Pengelola Desa Wisata Krebet. Disisi lain Lurah Sendangsari juga menyampaikan bahwasanya di Kalurahan Sendangsari juga terus mengupayakan kesetaraan gender dengan menggerakkan Kelompok PKK yang anggotanya merupakan Ibu-ibu kader pilihan dari setiap dusun yang ada di kaluraha sendangsari.

Selain diskusi kesetaraan gender pertemuan antara pemerintah Desa Tumbak Bayuh, Pengelola Desa Wisata Krebet, Kalurahan Sendangsari, dan juga Kapanwon Pajangan juga membahas tentang budaya yang ada di kapanewon Pajangan. Kebudayaan yang ada di kapanewon Pajangan merupakan akulturasi budaya nenek moyang bangsa Indonesia utamanya masyarakat Jawa yang ada di Pajangan dengan berbagai macam budaya yang dibawa oleh agama yang tidak bisa dipungkiri masuk kedalam kehidupan masyarakat. Terjadinya akulturasi ini tak lantas membuat masyarakat meninggalkan budaya yang sudah ada dizaman dahulu. Dengan dipadupadankan kebudayaan lama dengan kebudayaan baru maka terjadi sebuah inspirasi mengenai kebudayaan yang tanpa batas, karena Kembali ke hakikat kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa pola piker manusia yang semakin berkembang.

Hal ini juga terjadi di masyarakat Tumbak Bayuh. Dimana kesetaraan gender dan juga akulturasi budaya yang ada di desa Tumbak Bayuh juga menjadi topik hangat yang sedang ditigkatkan kembali untuk mencapai sebuah kesejahteraan bagi masyarakat Tumbak Bayuh pada umumnya.

Share This :

0 comments